Pemeriksaan kaskade koagulasi menggunakan uji konvensional dan Thromboelastography (TEG) memiliki perbedaan. Pada uji konvensional, pemeriksaan kaskade koagulasi dilakukan secara terpisah, kemudian membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, tidak memperhitungkan peran trombosit dalam hemostasis, sampel yang digunakan berupa plasma (tanpa trombosit dan komponen sel) sehingga tidak memberikan informasi yang komprehensif mengenai status koagulasi, dan tidak sensitif dalam mendeteksi gangguan fibrinolysis pada penderita hati kronis.

Sedangkan pemeriksaan menggunakan TEG memberikan banyak manfaat, yaitu menganalisis secara keseluruhan menggunakan whole blood yang mengandung semua komponen darah. Volume sampel yang digunakan sedikit dan membutuhkan waktu yang singkat (real-time) untuk memberikan informasi yang komprehensif mengenai status koagulasi. Kemudian lebih sensitif dalam mendeteksi gangguan fibrinolysis pada penderita hati kronis, dan memberikan informasi lebih akurat dalam memprediksi risiko perdarahan dan thrombosis.

Adanya metode TEG sangat membantu dalam pemeriksaan hemostasis dan lebih akurat dibandingkan menggunakan uji konvensional. Selain itu, memberikan hasil dalam waktu singkat dan lebih komprehensif baik untuk mendeteksi risiko perdarahan dan thrombosis maupun gangguan fibrinolysis.

Daftar Pustaka:

Da Luz LT, Nascimento B, Rizoli S. 2013. Thrombelastography (TEG®): practical considerations on its clinical use in trauma resuscitation. Scand J Trauma Resusc Emerg Med. 21(29): 1-8. doi: 10.1186/1757-7241-21-29.

Martinez JT, Petrone P, Axelrad A, Marini CP. 2018. Comparison between thromboelastography and conventional coagulation test: should we abandon conventional coagulation tests in polytrauma patients?. Science Direct. 96(7): 443-449.

Leave A Reply