Prinsip kerja Tromboelastography (TEG) berdasarkan hasil akhir dari proses hemostasis dan sifat fisiknya dalam menentukan status hemostasis pasien. Uji yang dilakukan untuk mengukur sifat fisik dari bekuan darah. Pemeriksaan menggunakan sedikit sampel darah dimasukan ke dalam wadah dengan suhu 37°C yang mengandung aktivator kaolin atau celite. Pin akan diletakan pada permukaan sampel darah kemudian dihubungkan dengan kawat torsi yang terhubung dengan perekam elektronik. Lalu, wadah akan berputar dengan rotasi 4°45’ sesuai dengan aliran vena yang lambat dan mengaktifkan koagulasi. Selama terjadi perputaran akan terbentuk ikatan fibrin-trombosit (bekuan darah), pin akan melekat pada bekuan dan putaran pada wadah ditransmisikan melalui pin serta kawat torsi ke transuder mekanik listrik (Gambar 1). Sinyal elektrik akan digunakan pada komputer dalam membuat hasil akhir berupa grafis berbentuk cerutu.

Gambar 1 Prinsip kerja Thromboelastography (Da Luz  et al. 2013)

Hasil akhir yang digambarkan pada komputer berbentuk cerutu menggambarkan karakteristik shear elasticity terhadap waktu. Tampilan grafis yang ditunjukkan membantu dalam melihat status koagulasi secara cepat dan kualitatif mencerminkan kelainan spesifik pembentukan bekuan dan fibrinolysis. Beberapa bentuk grafis status koagulasi, yaitu normal, antikoagulants, platelet blockers, fibrinolysis, hiperkoagulasi, dan Disseminated intravascular coagulation (DIC) (Gambar 2).

Gambar 2  Bentuk grafik hasil Thromboelastography (Whitting et al. 2014)

Daftar Pustaka:

Da Luz LT, Nascimento B, Rizoli S. 2013. Thrombelastography (TEG®): practical considerations on its clinical use in trauma resuscitation. Scand J Trauma Resusc Emerg Med. 21(29): 1-8. doi: 10.1186/1757-7241-21-29. PMID: 23587157; PMCID: PMC3637505.

Pardede DKB. 2017. Uji koagulasi point-of-care perioperative. J CDK. 44(5): 367-374.

Whitting D, Dinardo JA. 2014. TEG and ROTEM: Technology and clinical applications. AJH. 89(2): 119-235.

Leave A Reply