Pelaksanaan vaksinasi di Indonesia sudah memasuki tahap dua. Pemerintah akan menargetkan kelompok lanjut usia dan pekerja publik di Jakarta dan ibu kota provinsi untuk seluruh provinsi di Indonesia. Namun dalam fase awal diprioritaskan dahulu untuk Jawa dan Bali, di mana lebih dari 65%  kasus nasional tercatat. Menurut data vaksin COVID-19 di Indonesia, total masyarakat yang telah menerima vaksin COVID-19 adalah 1.227.918 orang per 21 Februari 2021. Lantas, bagaimana cara mengetahui seberapa kuat daya tahan tubuh seseorang terhadap COVID-19 setelah vaksinasi?

Virus SARS-CoV-2 melekat pada sel inang dengan berikatan pada suatu reseptor, yaitu angiotensin converting enzyme-2 (ACE2). Bagian virus yang menempel pada reseptor ini adalah receptor binding domain (RBD) yang terdapat pada protein spike (S) virus. Setelah terjadi pelekatan, virus akan membentuk jalur yang kemudian digunakan untuk melepaskan asam nukleat (RNA) ke dalam sel inang dan melakukan perbanyakkan diri. Dalam pengembangan vaksin, peneliti meyakini bahwa vaksin COVID-19 dapat menstimulasi tubuh manusia untuk membentuk Neutralizing Antibody (NAb) yang dapat menghalangi (blocking) protein S virus melekat pada ACE2 manusia.

Vaksinasi bertujuan memicu sistem kekebalan tubuh (imunitas) penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin. Reaksi yang diharapkan dari vaksinasi COVID-19 adalah meningkatnya produksi Neutralizing Antibody (NAb) secara alami oleh tubuh, sehingga dapat mencegah infeksi COVID-19. Neutralizing Antibody (NAb) memegang peranan penting dalam perlindungan dari infeksi virus pasca vaksinasi. Neutralizing Antibody (NAb) dapat menghalangi penempelan virus pada sel manusia, sehingga dapat mengurangi kemampuan infeksi virus. Kemampuan Neutralizing Antibody (NAb) dalam menetralisir virus ditentukan oleh kadarnya. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan kuantitatif khusus yang dapat mengukur seberapa banyak konsentrasi Neutralizing Antibody (NAb) dalam tubuh seseorang terhadap virus SARS-CoV-2 pasca vaksinasi.

Pemeriksaan kadar Neutralizing Antibody (NAb)
Saat ini Kebanyakkan pemeriksaan kadar antibodi setelah vaksinasi di Indonesia memeriksa total antibodi Spike-Receptor Binding Domain (S-RBD), bukan memeriksa Neutralizing Antibody (NAb). Pemeriksaan S-RBD ini mendeteksi total antibodi terhadap protein S-RBD SARS-CoV-2. Namun yang perlu diketahui adalah tidak semua antibodi (immunoglobulin) memiliki kemampuan menetralisir virus, sehingga pemeriksaan S-RBD kurang akurat untuk memantau respon imun seseorang terhadap COVID-19 pasca vaksinasi. Sedangkan Neutralizing Antibody (NAb) Test spesifik untuk mendeteksi antibodi yang mampu menetralisir virus SARS-CoV-2. Oleh karena itu, pemeriksaan ini dapat memantau daya tahan tubuh seseorang terhadap COVID-19 pasca vaksinasi. Selain untuk memeriksa antibodi pasca vaksinasi, NAb Test juga berfungsi untuk mengevaluasi efektivitas dan pengembangan vaksin, menganalisis status herd immunity, monitoring kadar NAb pada pasien COVID-19, serta untuk keperluan convalescent plasma therapy (CPT).

Plaque Reduction Neutralization Test (PRNT) merupakan metode pemeriksaan gold standard untuk mendeteksi dan mengukur antibodi yang dapat menetralisir virus. Metode PRNT memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, namun metode ini memiliki beberapa kekurangan, di antaranya :
1. Tidak praktis digunakan untuk evaluasi serodiagnosis dan vaksin skala besar.
2. Rumit dan memakan waktu yang lama (beberapa hari)
3. Membutuhkan tenaga ahli dan dana yang lebih besar
Oleh karena itu, dibutuhkan metode alternatif lain yang dapat digunakan untuk skala besar dengan waktu pengerjaan yang lebih singkat.

Shenzhen YHLO Biotech Co., Ltd. merilis panel pemeriksaan khusus untuk mendeteksi antibodi yang memiliki kemampuan menetralkan virus (Neutralizing Antibody) SARS-CoV-2. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen YHLO iFlash1800 dengan reagen YHLO Neutralizing Antibody (NAb). YHLO iFlash1800 merupakan alat yang menggunakan prinsip kerja Chemiluminescence Imunoassay (CLIA) dengan waktu pengerjaan kurang dari 30 menit. YHLO NAb Assay memiliki korelasi yang sangat baik dengan metode Plaque Reduction Neutralization Test (PRNT) dengan nilai korelasi sebesar 0,9623 (96%). Hal ini menunjukkan bahwa YHLO NAb Assay memberikan hasil deteksi yang sangat mendekati metode pemeriksaan gold standard (PRNT). Berbeda dengan pemeriksaan S-RBD yang tingkat korelasinya sangat rendah jika di bandingkan dengan gold standard (PRNT).

PT Setia Anugrah Medika Menyediakan produk alat CLIA YHLO iFlash 1800 beserta dengan reagent untuk pemeriksaan Neutralizing Antibody (Nab), tidak hanya untuk Nab bahkan YHLO iFlash 1800 pun bisa digunakan untuk parameter pemeriksaan lainnya Seperti pemeriksaan IgG dan IgM, kemudian Tiroid, Cardiac Marker, Tumor Marker, ToRCH, Blood Bank, dan pemeriksaan lainnya. Untuk informasi detail produk iFlash 1800 silahkan klik disini serta untuk infomasi tentang seputar Neutralizing Antibody (Nab) silahkan klik disini .

2 Comments

  1. Iryadi

    April 1, 2021

    Mohon info harga alat Nab tes sntibody

    • Admin Setia Medika

      April 5, 2021

      Selamat Sore,

      Untuk informasi harga silahkan hubungi contact center whatsapp kami di nomer 081289948274

      Terimakasih

Leave A Reply